Kamis, 17 November 2016

Dinamika Negara Kebangsaan Indonesia



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat kami susun dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia menuju jalan kebenaran.
            Kami menyadari bahwa makalah ini dalam penyusunan jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, atau pun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sebagai acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
            Semoga makalah ini memberikan informasi tentang Dinamika Negara Kebangsaan Indonesia. Serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan peningkatan ilmu pengetahuan kepada pembaca.









                                                                                                         Bangkinang, 9 September 2016

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dinamika Indonesia sebagai suatu bangsa banyak membawa perubahan dalam berbagai aspek, yang membawa perubahan yang sifatnya positif atau pun yang bersifat negatif. Karena pada hakikatnya bahwa dinamika suatu bangsa itu pastilah terjadi karena zaman pun akan terus dan selalu berkembang, sehingga setiap bangsa pastilah terpengaruh dan terbawa dalam perubahan zaman yang terjadi.
Namun jika kita melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini, Indonesia dengan potensi baik sumber daya alam dan sumber daya manusia yang begitu baik justru mengalami suatu kemunduran. Konflik-konflik masih sering terjadi dan seperti menjadi agenda rutin bangsa Indonesia.
B.     Rumusan Masalah
a.       Jelaskan pengertian dinamika negara kebangsaan Indonesia?
b.      Jelaskan sejarah dinamika negara kebangsaan Indonesia?
c.       Sebutkan sembilan dinamika kehidupan Negara bangsa Indonesia pada masa sentralisasi, khususnya pada masa orde baru?
C.    Tujuan
Sebagai warga negara Indonesia yang baik sangat pentinglah bagi kita untuk mengetahui dan memahami dinamika negara kebangsaan Indonesia. Untuk memberikan pemahaman itulah maka makalah ini kami sajikan.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian dinamika kebangsaan indonesia
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara masyarakat dengan masyarakat lain dalam sebuah negara secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada masyarakat, semangat kelompok masyarakat terus-menerus ada dalam masyarakat itu, oleh karena itu masyarakat negara tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat masyarakat yang bersangkutan dapat berubah.

B.     Dinamika kebudayaan dan kebangsaan Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau yang begitu banyak, dan secara geografis letak Indonesia  berada dalam posisi yang strategis karena berada dalam jalur perdagangan dunia. Dan di sadari atau tidak bahwa dengan masuknya para pedagang asing ke Indonesia pastilah mampu membawa suatu perubahan di Indonesia.
Namun jika kita melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini, Indonesia dengan potensi baik sumber daya alam dan sumber daya manusia yang begitu baik justru mengalami suatu kemunduran. Konflik-konflik masih sering terjadi dan seperti menjadi agenda rutin bangsa Indonesia  dengan adanya gerakan pemberontakan yang terjadi di berbagai daerah. Meskipun ini bukanlah hal yang baru bagi bangsa Indonesia, kalau kita melihat pada zaman orde lama ada berbagai macam pemberontakan gerakan 30 september, di susul oleh DI/TII, GAM, RMS, dan lainnya.

C.    Sembilan dinamika kehidupan negara bangsa Indonesia pada masa sentralisasi, khususnya pada masa orde baru sebagai berikut:
1.      Pembangunan ekonomi dalam artian pertumbuhan ekonomi berjalan baik. Pemerintah orde baru berhasil memperbaiki situasi ekonomi dari keterpurukan pada akhir masa orde lama, ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang pesat, menaiknya pendapatan perkapita penduduk dan menurunnya angka kemiskinan secara berarti (Penjelasan lebih jauh, baca Booth 2000).
2.      Walaupun pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka kemiskinan menurun, pemerataan ekonomi tidak terjadi. Hal yang terjadi adalah ketimpangan ekonomi yang besar. Terjadi ketimpangan ekonomi antara perkotaan dengan perdesaan (Booth 2000, hal. 75-77), dan antara pulau jawa dengan luar pulau jawa.
3.      Ciri yang menonjol lain semasa sentralisasi utamanya semasa orde baru adalah terciptanya keamanan yang kuat, ditandai oleh beberapa hal. Pertama, konflik-konflik agraria tidak banyak terjadi dan apabila terjadi hanya dalam waktu yang tidak lama. Akibatnya, para investor perkebunan, pertambangan  aman dari gangguan penduduk tempatan. Kedua, konflik antara buruh dengan perusahaan juga jarang terjadi, sehingga perusahaan aman dari gangguan buruh. Ketiga, konflik SARA hampir tidak terjadi. Pada saat itu terkesan terjadi integrasi yang baik. Akan tetapi, benarlah kritikan para ahli pada masa itu bahwa ketiadaan konflik yang berarti hanyalah integrasi semu. Terbukti ketika negara lemah pada tahun 1998, konflik-konflik menjamur bak cendawan tumbuh setelah musim penghujan. Ternyata keamanan yang tercipta pada zaman orde baru adalah situasi yang dipaksakan dengan kekerasan yang dilakukan oleh tentara dan polisi, bukan atas kesepakatan bersama dan dengan kesukarelaan.
4.      Pada masa sentralisasi, perencanaan pembangunan terpusat di pemerintah pusat dengan kekuatan yang lemah dari pemerintah kabupaten/kota dan provinsi terhadap kebijakan yang dibuat. Akibatnya, muncul kebijakan pemerintah yang tidak responsif terhadap situasi lokalitas. Hal ini disebut oleh Schiler (2002, hal. 4), seorang ahli politik lokal dari australia, sebagai ketidakpekaan yang tersentralisasi. Formula-formula pembangunan semua mengalir dari pusat ke daerah-daerah. Tidak berarti pemerintah daerah pasif, tetapi kreativitas aparatur pemerintah lokal hanya terbatas pada implementasi kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat (Lih. Schiller 1996 dan Hidayat 2000). 
5.      Pada masa sentralisasi, kontrol sosial oleh pemerintah lokal terhadap situasi lokal lemah. Kontrol pada dasarnya berada ditangan instansi-instansi pemerintah pusat.
6.      Di daerah terbuka hanya sedikit kesempatan bagi orang-orang awam untuk mengekspresikan perasaan mereka tentang kesenjangan kelas, agama dan etnisitas. Hal ini disebabkan oleh penyampaian aspirasi mereka diredam dengan kekerasan oleh pemerintah.
7.      Terjadi pengikisan lokalitas secara terstruktur. Cara-cara pengelolaan kehidupan lokalitas tidak diakui dan bahkan disingkirkan dengan strategi homogenisasi, upaya penyeragaman di seluruh daerah. Penerapan Undang-undang Pemerintah Daerah No.5/1979 adalah salah satu contoh penyeragaman tersebut. Diberlakukannya penyeragaman organisasi pegawai negari (KORPRI), Karang Taruna sebagai organisasi pemuda, PKK sebagai organisasi perempuan dan P3A sebagai organisasi petani pengguna air dengan struktur yang sama merupakan contoh-contoh lain dari penyeragaman tersebut. 

8.      Ciri lain era sentralisasi yaitu, lemahnya masyarakat sipil. Tidak ada perlawanan yang berarti dari rakyat atas kebijakan dan perbuatan aparatur negara. Walaupun terjadi gejolak pada awal 1990an, gejolak tersebut sebentar dan tidak menggoyahkan kekuasaan pemerintah. Sepertinya semua orang tidak peduli terhadap pemerintah. Media menjadi penyalur informasi dari pemerintah dan organisasi masyarakat sipil tidak berkembang. Walaupun berkembang pekerjaan mereka lebih terfokus kepada pembangunan dan penyaluran bantuan (lih Eldrige 1999). Memakai istilah Schiller (2001), negara pada saat itu menjadi penentu daya. Dalam situasi seperti ini, tercipta suasana yang sangat aman bagi pemerintah.
9.      Ciri yang lain adalah pekerjaan aparatur pemerintah berkualitas rendah. Pada masa itu muncul sinyalemen bahwa pekerjaan aparatur pemerintnah ABS (Asal Bapak Senang) yang berarti pekerjaan dilakukan untuk memuaskan atasan bukan rakyat sebagai orang yang dilayani. Semua orang hanya berusaha untuk menyenangkan atasan dengan melakukan apapun termasuk apa yang disebut sebagai “menjilat” untuk menyenangkan atasan mereka. Konsekeuensinya, kualitas pelayanan publik dan pembangunan tidak menjadi pertimbangan utama aparatur pemerintah.









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara masyarakat dengan masyarakat lain dalam sebuah negara secara keseluruhan. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau yang begitu banyak, dan secara geografis letak Indonesia  berada dalam posisi yang strategis karena berada dalam jalur perdagangan dunia. Dan di sadari atau tidak bahwa dengan masuknya para pedagang asing ke Indonesia pastilah mampu membawa suatu perubahan di Indonesia.
B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini, kami sadar bahwa masih banyak kekurangan di dalamnya dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan kepada pembaca agar ke depannya lebih baik lagi.









DAFTAR PUSTAKA
Majelis Diklitbang PP Muhammadiyah. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian&Pengembangan Pendidika UNY
MGMP PKN, Team. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Boyolalai:
CV Mustika Prima.                              
Adib. Mohammad. Dkk. 2014. Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan




































RESUME

            Dinamika negara kebangsaan Indonesia sebagai suatu bangsa yang banyak membawa perubahan dalam berbagai aspek, baik perubahan yang positif maupun perubahan yang negatif. Indonesia merupakan negara kepulauan yang jumlah pulaunya banyak dan secara geografis letak Indonesia berada dalam jalur perdagangan dunia. Dengan masuknya para pedagang asing ke Indonesia  pastilah mampu membawa suatu perubahan di Indonesia.
            Namun jika lihat kondisi Indonesia saat ini, Indonesia merupakan potensi sumber daya alam yang terbaik dan sebaliknya Indonesia merupakan sumber daya manusia yang justru mengalami kemunduran atau yang kurang baik.

TANGGAPAN
            Indonesia merupakan salah satu negara yang letaknya dijalur perdagangan dunia, dengan letak Indonesia yang berada dalam perdagangan dunia akan membawa Indonesia semakin maju, Namun sebaliknya Indonesia mengalami kemunduran pada sumber daya manusia. Konflik-konflik pun terjadi dimana-mana seakan menjadi agenda rutin setiap tahun bagi bangsa Indonesia, meskipun ini bukanlah hal yang baru bagi bangsa Indonesia.

PERTANYAAN
Bagaimana cara pemerintah menghadapi konflik-konflik bangsa indonesia yang menjadi agenda rutin setiap tahun bagi bangsa Indonesia?






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................   i
DAFTAR ISI...........................................................................................................   ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................   1
A.    Latar Belakang Masalah..............................................................................   1
B.     Rumusan Masalah........................................................................................   1
C.     Tujuan..........................................................................................................   1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................   2
A.    Pengertian Dinamika Kebangsaan...............................................................   2
B.     Dinamika Kebudayaan................................................................................   2
C.     Sembilan Dinamika Kehidupan Negara Bangsa Indonesia, Khususnya
Pada Masa Orde Baru..................................................................................   3
BAB III PENUTUP................................................................................................   6
A.    Kesimpulan..................................................................................................   6
B.     Saran............................................................................................................   6
DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar