Kamis, 17 November 2016

Meningkatkan Kemampuan Menyimak



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas berkat rahmatnya sehinggga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertemakan “MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam Mata Kuliah di       Pendidikan bahasa dan sastra indonesia kelas tinggi STKIP Tuanku Tambusai.
Dalam penulisan makalah ini kami masih merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang akan kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khusus nya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas untuk petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas.

                                                                        Bangkinang, September 2016


                                                                                    Tim Penulis





DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang .............................................................................
B.     Rumusan masalah .......................................................................
C.     Tujuan penulisan .........................................................................
D.    Manfaat penulisan.......................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Proses dan tujuan menyimak.......................................................
B.     Kemampuan menyimak siswa usia di sekolah dasar...................
C.     Jenis-jenis menyimak...................................................................
D.    Strategi mengembangkan kemampuan menyimak.......................
E.   Evaluasi kemampuan menyimak..................................................
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................
Daftar pustaka ...................................................................................





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang penulisan
Kegiatan berbahasa yang pertama kali dilakukan oleh manusia adalah menyimak. Kegiatan menyimak menjadi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan memberikan respon yang tepat dalam berkomunikasi haruslah dapat menyimak dengan baik dan benar. Di dalam pembelajaran di sekolah dasar menyimak merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang perlu diajarkan, salah satu bentuk ketrampilan menyimak adalah menyimak dongeng. Keterampilan menyimak dongeng bermanfaat untuk meningkatkan siswa dalam berkomunikasi dengan baik, memberikan sentuhan manusiawi, membentuk karakter, dan mengembangkan kemampuan siswa dalam berbahasa melalui pesan yang tersirat dan tersurat didalam dongeng yang diperdengarkan.
Keterampilan menyimak merupakan faktor penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar.  Menyimak merupakan dasar bagi beberapa keterampilan berbahasa yang lain, yaitu: berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak juga sangat berpengaruh terhadap mata pelajaran yang lain.
B.     Rumusan masalah
1.      Bagaimana proses dan tujuan menyimak?
2.      Bagaimana kemampuan menyimak siswa usia di sekolah dasar?
3.      Sebutkan jenis-jenis menyimak?
4.      Bagaimana strategi mengembangkan kemampuan menyimak?
5.      Bagaimana evaluasi kemampuan menyimak?




C.     Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui proses dan tujuan menyimak
2.      Untuk mengetahui kemampuan menyimak siswa usia di sekolah dasar
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis menyimak
4.      Untuk mengetahui strategi mengembangkan kemampuan menyimak
5.      Untuk mengetahui evaluasi kemampuan menyimak
D.    Manfaat penulisan
1.      Untuk menambah wawasan tentang proses dan tujuan menyimak
2.      Untuk menambah wawasan tentang kemampuan menyimak siswa usia di sekolah dasar
3.      Untuk menambah wawasan tentang jenis-jenis menyimak
4.      Untuk menambah wawasan tentang strategi mengembangkan kemampuan menyimak
5.      Untuk menambah wawasan tentang evaluasi kemampuan menyimak

















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Proses dan tujuan menyimak
1.      Pengertian menyimak
Menurut Poerwadarminta, “Menyimak adalah mendengar atau memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”.
Menurut H. G. Tarigan, Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Hakikat menyimak adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
2.      Proses Menyimak
Tarigan (Haryadi dan Zamzani) mengemukakan ada lima tahap dalam proses menyimak, sebagai berikut:
a.       Mendengarkan
Dalam tahap ini siswa mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh guru dalam pembicaraannya.
b.      Mengidentifikasi
Dalam tahap ini, siswa mengidentifikasi dari cerita yang telah disimaknya.
c.       Menginterpretasi atau menafsirkan
Dalam tahap ini, siswa menafsirkan isi dengan cermat dan teliti dari cerita yang telah disimaknya.
d.      Memahami
Dalam tahap ini siswa  mengerti dengan baik, dari isi pembicaraan yang disampaikan oleh guru.

e.       Menilai
Dalam tahap ini siswa menilai atau memberikan pendapat dan gagasan, keunggulan dan kelemahan, serta kebaikan dan kekurangan dari guru.
3.      Tujuan Menyimak
Menurut Logan (dalam Tarigan) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain sebagai berikut :
1)      Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
2)      Menyimak untuk menikmati, yaitu menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
3)      Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).
4)      Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan).
5)      Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6)      Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
7)      Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
8)      Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.

B.     Kemampuan menyimak siswa usia di sekolah dasar
Bahasa Indonesia diajarkan dalam sekolah dan dipergunakan sehari-hari untuk berkomunikasi dalam proses belajar-mengajar disekolah. Baahasa Indonesia diajarkan disekolah agar siswa dapat berbahasa dengan baik dan benar, menyimak adalah salah satu bentuk pengajaran Bahasa Indonesia disekolah. Untuk dapat menyimak dengan baik, maka seorang siswa harus terampil berbahasa.
Selama ini pembelajaran keterampilan menyimak yang dilakukan para guru cenderung menganjurkan siswa untuk bekerja sendiri tanpa ada unsur bekerja sama dengan siswa lain. Padahal, pembelajaran dengan cara siswa bekerja sendiri tanpa ada unsur bekerja sama dengan siswa lain ini dapat menimbulkan sifat individualistis. Siswa yang satu menganggap siswa yang lain adalah saingan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, diperlukan teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan kerja sama antarsiswa dalam kegiatan mereka di kelas. Teknik yang dapat digunakan adalah teknik cerita berpasangan. Teknik ini lebih menekankan daya simak siswa karena hasil simakannya akan dipertanggungjawabkan kepada pasangannya. Semakin baik daya simak siswa, materi yang disampaikan guru akan semakin mudah dimengerti.
Pada tahun 1949 Tulare Country Schools selesai menyusun sebuh buku petunjuk mengenai keterampilan berbahasa yang berjudul “Tulare Country Cooperative Languange Arts Guide”. Khusus mengenai kemampuan menyimak, dalam buku petunjuk itu terdapat uraian sebagai berikut:
1)      Kelas Satu :
a.       Menyimak untuk menjelaskan atau menjernihkan pikiran atau untuk mendapatkan jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan
b.      Dapat mengulangi secara tepat sesuatu yang telah di dengarnya
c.       Menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata dan lingkungan
2)      Kelas Dua:
a.       Menyimak dengan kemampuan memilih yang meningkat
b.      Membuat saran-saran,usul-usul, dan mengemukakan pertanyaan-pertanyan untuk mengecek pengertiannya
c.       Sadar akan situasi, kapan sebaiknya menyimak, kapan pula sebaiknya tidak usah menyimak
3)      Kelas Tiga dan empat:
a.       Sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai suatu sumber informasi dan sumber kesenangan
b.      Menyimak pada laporan orang lain, pita rekaman laporan mereka sendiri,dan siaran-siaran dengan maksud tertentu serta dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang yang bersangkutan dengan hal itu
c.       Memperlihatkan keangkuhan dengan kata-kata atau ekspresi-ekspresi yang tidak mereka pahami maknanya.
4)      Kelas Lima dan Enam:
a.       Menyimak secara kritis terhadap kekeliruan-kekeliruan,kesalahan kesalahan, propaganda-propaganda dan petunjuk-petunjuk yang kekeliru
b.      Menyimak dengan aneka ragam cerita-cerita, puisi, rima kata-kata, dan memperoleh kesenangan dalam memenuhi tipe-tipe baru


C.    Jenis-jenis menyimak
Ragam menyimak dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu, menyimak ekstensif dan menyimak intensif.
1.      Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja.
Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat, yaitu sebagai berikut:
a)      Menyimak Sosial
Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.
b)      Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
c)      Menyimak Estetik
Dalam menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku.
d)     Menyimak Pasif
Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai suatu bahasa. Misalnya, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam kurun waktu dua atau tiga tahun berikutnya orang itu sudah dapat berbahasa daerah tersebut.
2.      Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh konsentrasi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Menyimak intensif ini memiliki ciri-ciri yang harus diperhatikan, yakni: menyimak intensif adalah menyimak pemahaman, menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi, menyimak intensif ialah memahami bahasa formal, menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan.
Adapun yang tergolong menyimak intensif ada lima, yaitu sebagai berikut:
a)      Menyimak Kritis
Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, dan informasi dari pembicara.
b)      Menyimak Konsentratif
Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.
c)      Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi itu.
d)     Menyimak eksploratori
Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan menemukan hal-hal baru yang menarik, informasi tambahan mengenai suatu topik, isu, dan pergunjingan atau buah bibir yang menarik.
e)      Menyimak interogatif
Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak

D.    Strategi mengembangkan kemampuan menyimak
Strategi yang dapat dilakukan setiap individu dalam mengembangkan kemampuan menyimak dapat dilakukan melalui cara-cara seperti terlihat dibawah ini,antara lain :
1)      Mengetahui kelebihan pembicara dalam subjek yang merupakan sesuatu yangbelum pernah diketahui oleh audiens.
2)      Bersikap netral agar dapat mengurangi dampak emosional terdapat sesuatu yang disampaikan, dan dapat menahan sikap menolak sampai seluruh pesan di dengar.
3)      Mengatasi gangguan dengan menutup pintu atau jendela dan lebih mendekati pembicara
4)      Mendengar konsep dan pokok pikiran, serta mengetahui perbedaan antara ide, dancontoh, bukti dan argumen.
5)      Meninjau ulang pokok pembicaraan.
6)      Tetap berpikir terbuka dengan mengajukan pertanyaan yang mengklarifikasikan pemahaman.
7)      Tidak menyela pembicaraan.
8)      Memberikan umpan balik (feed back )
9)      Mengevaluasi dan mengkritisi isi pembicaraan, bukan pembicaranya.
10)  Membuat catatan tentang pokok pembicaraan.Selain yang sudah disebutkan diatas, untuk meningkatkan kemampuan menyimak (mendengarkan) secara efektif, tingkat penerimaan informasi diidentifikasikan dalam empattahapan yang dapat membantu pengukuran efektivitas menyimak

E.     Evaluasi kemampuan menyimak
Evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu tes dan non tes.
Teknik non tes meliputi :
1.      Rating Scale atau Skala Bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angak diberikan secara bertingkat dari anggak terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain.
2.      Kuesioner adalah draf pertanyaan yang dibagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan pendapat nya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.
3.      Daftar Cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada jawaban yang ia anggap sesuai.
4.      Wawancara adalah suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informasi-informasi yang diperlukan saja.
5.      Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakuakn dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari 3 macam yaitu :
1)      Observasi partisipan yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan kelompok yang diamati.
2)      Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam kelompok yang diamati. Pengamat telah membuat list faktor faktor yang telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem yang terdapat dalam objek pengamatan.
6.      Riwayat Hidup adalah, evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut.
Teknik Tes Meliputi:
1.      Tes diagnostik yang berfungsi untuk menemukan kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.
2.      Tes formatif dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar.
3.      Tes sumatif dilaksanakan pada akhir unit program mengajar.
Proses evaluasi sangat penting untuk dilaksanakan pada kegiatan atau proses belajar mengajar guna mengetahui seberapa efektifkah proses atau kegitan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran merupakan suatu kondisi yang diperoleh dari suatu upaya guru dalam berusaha membelajarkan peserta didik, sedangkan peserta didik berupaya menguasai kompetensi yang telah dibelajarkan. Upaya pendidik dan peserta didik ini akan diketahui dari kondisi keberhasilan pembelajaran, sehingga akan diperoleh informasi seberapa efektif dan efisien kegiatan pembelajaran telah dilakukan bersama antara pendidik dengan peserta didik.
Kemampuan dan daya serap peserta didik merupakan suatu kondisi yang dimiliki peserta didik dalam menguasai seperangkat materi atau seperangkat kompetensi yang dengan sengaja dibelajarkan. Kondisi ini dapat diketahui dari evaluasi terhadap upaya pembelajaran yang sedang atau telah dilakukan guru. Dari suatu evaluasi pembelajaran akan diperoleh informasi yang sangat berharga, sebagai balikan (feedback) atau backwash dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Dari data hasil penilaian akan diperoleh informasi bagian materi atau kompetensi yang pada umumnya belum dikuasai oleh peserta didik. Dari data yang ada juga dapat diketahui informasi tentang kehandalan metode, teknik atau media yang digunakan dalam pembelajaran. Apabila data-data tersebut diberi makna oleh guru maka akan dapat memperbaiki kegiatan pembelajaran yang akan dilakukannya. Selain itu, informasi ini berarti pula bagi peserta didik dalam merespon kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
 Aspek-aspek yang diukur dalam tes menyimak adalah hal-hal yang menjadi indikator keberhasilan menyimak adalah faktor keberhasilan berupa: bunyi-bunyi bahasa, makna kata, pemahaman kalimat. Faktor nonkebahasaan berupa pemahaman terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara. Di dalam isi pesan terdapat unsur sosial budaya yang harus dipahami oleh para penyimak.
Kemampuan menyimak adalah kemampuan peserta tes untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung oleh pembicara, atau sekedar rekaman audio atau video.
1)       Tingkat kesulitan wacana
Tingkat kesulitan wacana terutama ditinjau dari faktor kosa kata dan struktur yang dipergunakan. Jika kosa kata yang dipergunakan sulit, bermakna ganda dan abstrak, jarang dipergunakan, ditambah lagi struktur kalimatnya yang kompleks, wacana tersebut termasuk wacana yang tinggi tingkat kesulitannya. Wacana yang baik untuk dipergunakan dalam tes kemampuan menyimak adalah wacana yang tidak terlalu sulit, atau sebaliknya terlalu mudah.
2)      Isi dan cakupan wacana
Isi dan cakupan wacana biasanya juga mempengaruhi tingkat kesulitan wacana, jika isi wacana itu tidak sesuai dengan minat dan kebutuhan, atau tidak sesuai pula dengan bidang yang dipelajari siswa, ia akan menambah tingkat kesulitan wacana yang bersangkutan.
3)      Tingkat tes kemampuan menyimak
Penyusunan tes kemapuan menyimak dicontohkan dalam tingkatan– tingkatan tes seperti:
a)      Tes kemampuan menyimak tingkat ingatan
b)      Tes kemampuan menyimak tingkat pemahaman
c)      Tes kemampuan menyimak tingkat penerapan, dan
d)     Tes kemampuan menyimak tingkat analisis





BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut Poerwadarminta, “Menyimak adalah mendengar atau memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”.
Menurut H. G. Tarigan, Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Keterampilan menyimak merupakan faktor penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar.  Menyimak merupakan dasar bagi beberapa keterampilan berbahasa yang lain, yaitu: berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak juga sangat berpengaruh terhadap mata pelajaran yang lain.















DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan . Bandung: Anghkasa

Febriansyah, ahmad. 2012. Proses menyimak dan kemampuan menyimak sekolah. Online: http://ahmad-febriansyah.blogspot.co.id/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses pada tanggal 17 september 2016

Sartika. 2011. Bahasaku bahasa indonesia. Online: http://ithasartika91.blogspot.co.id/2011/04/pengertian-fungsi-tujuan-peran-dan.html. Diakses pada tanggal 17 september 2016

Yurisha. 2013. Kemampuan menyimak SD. Online: http://yurishandcraft.blogspot.co.id/2013/12/kemampuan-menyimak-di-sd_15.html. Diakses pada tanggal 17 september 2016


Tidak ada komentar:

Posting Komentar