KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas berkat rahmatnya sehinggga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang bertemakan “MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK”. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam Mata Kuliah di Pendidikan bahasa dan sastra indonesia kelas tinggi STKIP
Tuanku Tambusai.
Dalam penulisan makalah ini kami masih merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang akan
kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khusus nya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas untuk petunjuk
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas.
Bangkinang,
September 2016
Tim
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang .............................................................................
B.
Rumusan masalah
.......................................................................
C.
Tujuan penulisan
.........................................................................
D. Manfaat penulisan.......................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Proses dan tujuan menyimak.......................................................
B. Kemampuan menyimak siswa usia di sekolah dasar...................
C. Jenis-jenis
menyimak...................................................................
D. Strategi mengembangkan kemampuan menyimak.......................
E. Evaluasi kemampuan
menyimak..................................................
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
.......................................................................................
Daftar pustaka ...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang penulisan
Kegiatan berbahasa yang pertama kali dilakukan oleh
manusia adalah menyimak. Kegiatan menyimak menjadi sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari karena untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan memberikan respon
yang tepat dalam berkomunikasi haruslah dapat menyimak dengan baik dan benar.
Di dalam pembelajaran di sekolah dasar menyimak merupakan salah satu
ketrampilan berbahasa yang perlu diajarkan, salah satu bentuk ketrampilan menyimak
adalah menyimak dongeng. Keterampilan menyimak dongeng bermanfaat untuk
meningkatkan siswa dalam berkomunikasi dengan baik, memberikan sentuhan
manusiawi, membentuk karakter, dan mengembangkan kemampuan siswa dalam
berbahasa melalui pesan yang tersirat dan tersurat didalam dongeng yang
diperdengarkan.
Keterampilan menyimak merupakan faktor penting bagi
keberhasilan seseorang dalam belajar. Menyimak merupakan dasar bagi
beberapa keterampilan berbahasa yang lain, yaitu: berbicara, membaca, dan
menulis. Menyimak juga sangat berpengaruh terhadap mata pelajaran yang lain.
B.
Rumusan masalah
1.
Bagaimana proses dan tujuan
menyimak?
2.
Bagaimana kemampuan menyimak siswa
usia di sekolah dasar?
3.
Sebutkan jenis-jenis menyimak?
4.
Bagaimana strategi mengembangkan
kemampuan menyimak?
5.
Bagaimana evaluasi kemampuan
menyimak?
C.
Tujuan penulisan
1.
Untuk mengetahui proses dan tujuan
menyimak
2.
Untuk mengetahui kemampuan
menyimak siswa usia di sekolah dasar
3.
Untuk mengetahui jenis-jenis
menyimak
4.
Untuk mengetahui strategi
mengembangkan kemampuan menyimak
5.
Untuk mengetahui evaluasi
kemampuan menyimak
D.
Manfaat penulisan
1.
Untuk menambah wawasan tentang proses
dan tujuan menyimak
2.
Untuk menambah wawasan tentang kemampuan
menyimak siswa usia di sekolah dasar
3.
Untuk menambah wawasan tentang jenis-jenis
menyimak
4.
Untuk menambah wawasan tentang strategi
mengembangkan kemampuan menyimak
5.
Untuk menambah wawasan tentang
evaluasi kemampuan menyimak
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Proses dan tujuan menyimak
1.
Pengertian menyimak
Menurut Poerwadarminta, “Menyimak adalah
mendengar atau memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”.
Menurut H. G. Tarigan, Menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan.
Hakikat menyimak
adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan karena itu dapat disimpulkan
bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami atau menghayati pesan,
ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
2.
Proses Menyimak
Tarigan (Haryadi dan Zamzani) mengemukakan
ada lima tahap dalam proses menyimak, sebagai berikut:
a. Mendengarkan
Dalam tahap ini siswa mendengar segala
sesuatu yang dikemukakan oleh guru dalam pembicaraannya.
b. Mengidentifikasi
Dalam tahap ini, siswa mengidentifikasi
dari cerita yang telah disimaknya.
c. Menginterpretasi atau menafsirkan
Dalam tahap ini, siswa menafsirkan isi
dengan cermat dan teliti dari cerita yang telah disimaknya.
d. Memahami
Dalam tahap ini siswa mengerti dengan baik, dari isi pembicaraan
yang disampaikan oleh guru.
e. Menilai
Dalam tahap ini siswa menilai atau memberikan
pendapat dan gagasan, keunggulan dan kelemahan, serta kebaikan dan kekurangan
dari guru.
3. Tujuan Menyimak
Menurut
Logan (dalam Tarigan) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain sebagai
berikut :
1) Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia
dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
2) Menyimak untuk menikmati, yaitu menyimak dengan penekanan pada
penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan
atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
3) Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si
penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek,
tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).
4) Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar
si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu
(pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan
perdebatan).
5) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak
dengan maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide,
gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar
dan tepat.
6) Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan
tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi
yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti.
Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing
yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
7) Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis,
sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
8) Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya
terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak
ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.
B. Kemampuan menyimak siswa usia
di sekolah dasar
Bahasa Indonesia diajarkan dalam sekolah dan dipergunakan sehari-hari
untuk berkomunikasi dalam proses belajar-mengajar disekolah. Baahasa Indonesia
diajarkan disekolah agar siswa dapat berbahasa dengan baik dan benar, menyimak
adalah salah satu bentuk pengajaran Bahasa Indonesia disekolah. Untuk dapat
menyimak dengan baik, maka seorang siswa harus terampil berbahasa.
Selama ini pembelajaran keterampilan menyimak yang
dilakukan para guru cenderung menganjurkan siswa untuk bekerja sendiri tanpa
ada unsur bekerja sama dengan siswa lain. Padahal, pembelajaran dengan cara
siswa bekerja sendiri tanpa ada unsur bekerja sama dengan siswa lain ini dapat
menimbulkan sifat individualistis. Siswa yang satu menganggap siswa yang lain
adalah saingan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, diperlukan teknik
pembelajaran yang dapat meningkatkan kerja sama antarsiswa dalam kegiatan
mereka di kelas. Teknik yang dapat digunakan adalah teknik cerita berpasangan.
Teknik ini lebih menekankan daya simak siswa karena hasil simakannya akan
dipertanggungjawabkan kepada pasangannya. Semakin baik daya simak siswa, materi
yang disampaikan guru akan semakin mudah dimengerti.
Pada tahun 1949 Tulare Country Schools selesai menyusun
sebuh buku petunjuk mengenai keterampilan berbahasa yang berjudul “Tulare
Country Cooperative Languange Arts Guide”. Khusus mengenai kemampuan menyimak,
dalam buku petunjuk itu terdapat uraian sebagai berikut:
1)
Kelas Satu :
a.
Menyimak untuk menjelaskan atau
menjernihkan pikiran atau untuk mendapatkan jawaban-jawaban bagi
pertanyaan-pertanyaan
b.
Dapat mengulangi secara tepat
sesuatu yang telah di dengarnya
c.
Menyimak bunyi-bunyi tertentu pada
kata-kata dan lingkungan
2)
Kelas Dua:
a.
Menyimak dengan kemampuan memilih
yang meningkat
b.
Membuat saran-saran,usul-usul, dan
mengemukakan pertanyaan-pertanyan untuk mengecek pengertiannya
c.
Sadar akan situasi, kapan
sebaiknya menyimak, kapan pula sebaiknya tidak usah menyimak
3)
Kelas Tiga dan empat:
a.
Sungguh-sungguh sadar akan nilai
menyimak sebagai suatu sumber informasi dan sumber kesenangan
b.
Menyimak pada laporan orang lain,
pita rekaman laporan mereka sendiri,dan siaran-siaran dengan maksud tertentu
serta dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang yang bersangkutan dengan hal
itu
c.
Memperlihatkan keangkuhan dengan
kata-kata atau ekspresi-ekspresi yang tidak mereka pahami maknanya.
4)
Kelas Lima dan Enam:
a.
Menyimak secara kritis terhadap
kekeliruan-kekeliruan,kesalahan kesalahan, propaganda-propaganda dan petunjuk-petunjuk
yang kekeliru
b.
Menyimak dengan aneka ragam
cerita-cerita, puisi, rima kata-kata, dan memperoleh kesenangan dalam memenuhi
tipe-tipe baru
C.
Jenis-jenis menyimak
Ragam menyimak dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu,
menyimak ekstensif dan menyimak intensif.
1.
Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif
merupakan kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas
terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah
bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan
simakan. Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya
saja atau butir-butir yang penting saja.
Jenis menyimak
ekstensif dapat dibagi empat, yaitu sebagai berikut:
a)
Menyimak Sosial
Menyimak ini berlangsung
dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal
menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya,
untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan
memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau
dikatakan orang.
b)
Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah
sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil
mengerjakan sesuatu.
c)
Menyimak Estetik
Dalam menyimak estetik
penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya, lakon drama,
cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif
penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku.
d)
Menyimak Pasif
Menyimak pasif merupakan
penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak
pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala,
berlatih santai, serta menguasai suatu bahasa. Misalnya, seseorang
mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam kurun waktu dua atau tiga tahun
berikutnya orang itu sudah dapat berbahasa daerah tersebut.
2.
Menyimak Intensif
Menyimak intensif
adalah kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh
konsentrasi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Menyimak intensif ini
memiliki ciri-ciri yang harus diperhatikan, yakni: menyimak intensif adalah
menyimak pemahaman, menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi, menyimak
intensif ialah memahami bahasa formal, menyimak intensif diakhiri dengan
reproduksi bahan simakan.
Adapun yang
tergolong menyimak intensif ada lima, yaitu sebagai berikut:
a)
Menyimak Kritis
Menyimak dengan cara ini
bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan,
ide, dan informasi dari pembicara.
b)
Menyimak Konsentratif
Menyimak konsentratif
merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini
diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima
dengan baik.
c)
Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif
mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat menangkap
makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan
berapresiasi terhadap puisi itu.
d)
Menyimak eksploratori
Menyimak eksploratori
atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan menemukan hal-hal
baru yang menarik, informasi tambahan mengenai suatu topik, isu, dan pergunjingan
atau buah bibir yang menarik.
e)
Menyimak interogatif
Menyimak interogatif
merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas,
pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai
menyimak
D.
Strategi mengembangkan kemampuan menyimak
Strategi yang dapat dilakukan setiap individu
dalam mengembangkan kemampuan menyimak dapat dilakukan melalui
cara-cara seperti terlihat dibawah ini,antara lain :
1)
Mengetahui kelebihan
pembicara dalam subjek yang merupakan sesuatu
yangbelum pernah diketahui oleh audiens.
2)
Bersikap netral agar dapat
mengurangi dampak emosional terdapat sesuatu yang disampaikan, dan dapat
menahan sikap menolak sampai seluruh pesan di dengar.
3)
Mengatasi gangguan dengan menutup
pintu atau jendela dan lebih mendekati pembicara
4)
Mendengar konsep dan pokok
pikiran, serta mengetahui perbedaan antara ide, dancontoh, bukti dan argumen.
5)
Meninjau ulang pokok pembicaraan.
6)
Tetap berpikir terbuka dengan
mengajukan pertanyaan yang mengklarifikasikan pemahaman.
7)
Tidak menyela pembicaraan.
8)
Memberikan umpan balik (feed
back )
9)
Mengevaluasi
dan mengkritisi isi pembicaraan, bukan pembicaranya.
10) Membuat catatan tentang pokok pembicaraan.Selain yang sudah disebutkan
diatas, untuk meningkatkan kemampuan menyimak (mendengarkan) secara
efektif, tingkat penerimaan informasi diidentifikasikan dalam empattahapan yang
dapat membantu pengukuran efektivitas menyimak
E.
Evaluasi kemampuan menyimak
Evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu tes dan non tes.
Teknik
non tes meliputi :
1.
Rating Scale atau Skala Bertingkat
menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angak diberikan secara
bertingkat dari anggak terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka
tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap
angka yang lain.
2.
Kuesioner adalah draf pertanyaan
yang dibagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang memberikan jawaban,
kuesioner dibagi menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung.
Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang
diminta jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak langsung dijawab oleh secara
tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh,
apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka
dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau
dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan
kuesioner terbuka. Kuesioner tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki
dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau
cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah
daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan
pendapat nya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.
3.
Daftar Cocok adalah sebuah daftar
yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab
diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada jawaban yang ia
anggap sesuai.
4.
Wawancara adalah suatu cara yang
dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan
tujuan informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu
pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden)
diperkenankan untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia
diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara
terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih
dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informasi-informasi yang
diperlukan saja.
5.
Pengamatan atau observasi adalah
suatu teknik yang dilakuakn dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa
yang tampak dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari 3
macam yaitu :
1)
Observasi partisipan yaitu
pengamat terlibat dalam kegiatan kelompok yang diamati.
2)
Observasi sistematik, pengamat
tidak terlibat dalam kelompok yang diamati. Pengamat telah membuat list faktor
faktor yang telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem yang
terdapat dalam objek pengamatan.
6.
Riwayat Hidup adalah, evaluasi ini
dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai objek evaluasi
sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut.
Teknik
Tes Meliputi:
1.
Tes diagnostik yang berfungsi
untuk menemukan kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.
2.
Tes formatif dilaksanakan pada
akhir program belajar mengajar.
3.
Tes sumatif dilaksanakan pada
akhir unit program mengajar.
Proses evaluasi
sangat penting untuk dilaksanakan pada kegiatan atau proses belajar mengajar
guna mengetahui seberapa efektifkah proses atau kegitan pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran merupakan suatu kondisi yang diperoleh dari suatu
upaya guru dalam berusaha membelajarkan peserta didik, sedangkan peserta didik
berupaya menguasai kompetensi yang telah dibelajarkan. Upaya pendidik dan
peserta didik ini akan diketahui dari kondisi keberhasilan pembelajaran,
sehingga akan diperoleh informasi seberapa efektif dan efisien kegiatan
pembelajaran telah dilakukan bersama antara pendidik dengan peserta didik.
Kemampuan dan daya serap
peserta didik merupakan suatu kondisi yang dimiliki peserta didik dalam
menguasai seperangkat materi atau seperangkat kompetensi yang dengan sengaja
dibelajarkan. Kondisi ini dapat diketahui dari evaluasi terhadap upaya
pembelajaran yang sedang atau telah dilakukan guru. Dari suatu evaluasi
pembelajaran akan diperoleh informasi yang sangat berharga, sebagai balikan (feedback) atau backwash dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Dari data
hasil penilaian akan diperoleh informasi bagian materi atau kompetensi yang
pada umumnya belum dikuasai oleh peserta didik. Dari data yang ada juga dapat
diketahui informasi tentang kehandalan metode, teknik atau media yang digunakan
dalam pembelajaran. Apabila data-data tersebut diberi makna oleh guru maka akan
dapat memperbaiki kegiatan pembelajaran yang akan dilakukannya. Selain itu,
informasi ini berarti pula bagi peserta didik dalam merespon kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
Aspek-aspek yang diukur dalam tes menyimak adalah hal-hal
yang menjadi indikator keberhasilan menyimak adalah faktor keberhasilan berupa:
bunyi-bunyi bahasa, makna kata, pemahaman kalimat. Faktor
nonkebahasaan berupa pemahaman terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara.
Di dalam isi pesan terdapat unsur sosial budaya yang harus dipahami oleh para
penyimak.
Kemampuan menyimak adalah kemampuan peserta
tes untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung oleh
pembicara, atau sekedar rekaman audio atau video.
1)
Tingkat kesulitan wacana
Tingkat kesulitan
wacana terutama ditinjau dari faktor kosa kata dan struktur yang dipergunakan.
Jika kosa kata yang dipergunakan sulit, bermakna ganda dan abstrak, jarang
dipergunakan, ditambah lagi struktur kalimatnya yang kompleks, wacana tersebut
termasuk wacana yang tinggi tingkat kesulitannya. Wacana yang baik untuk
dipergunakan dalam tes kemampuan menyimak adalah wacana yang tidak terlalu
sulit, atau sebaliknya terlalu mudah.
2)
Isi dan cakupan wacana
Isi dan cakupan
wacana biasanya juga mempengaruhi tingkat kesulitan wacana, jika isi wacana itu
tidak sesuai dengan minat dan kebutuhan, atau tidak sesuai pula dengan bidang
yang dipelajari siswa, ia akan menambah tingkat kesulitan wacana yang
bersangkutan.
3)
Tingkat tes kemampuan menyimak
Penyusunan tes kemapuan menyimak dicontohkan dalam
tingkatan– tingkatan tes seperti:
a)
Tes kemampuan menyimak tingkat ingatan
b)
Tes kemampuan menyimak tingkat pemahaman
c)
Tes kemampuan menyimak tingkat penerapan, dan
d)
Tes kemampuan menyimak tingkat analisis
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut Poerwadarminta, “Menyimak adalah
mendengar atau memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”.
Menurut H. G. Tarigan, Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan.
Keterampilan menyimak merupakan faktor penting bagi keberhasilan
seseorang dalam belajar. Menyimak merupakan dasar bagi beberapa keterampilan
berbahasa yang lain, yaitu: berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak juga
sangat berpengaruh terhadap mata pelajaran yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan,
Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai
Suatu Keterampilan . Bandung: Anghkasa
Febriansyah, ahmad. 2012. Proses
menyimak dan kemampuan menyimak sekolah. Online: http://ahmad-febriansyah.blogspot.co.id/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html.
Diakses pada tanggal 17 september 2016
Sartika. 2011. Bahasaku bahasa
indonesia. Online: http://ithasartika91.blogspot.co.id/2011/04/pengertian-fungsi-tujuan-peran-dan.html.
Diakses pada tanggal 17 september 2016
Yurisha. 2013. Kemampuan menyimak
SD. Online: http://yurishandcraft.blogspot.co.id/2013/12/kemampuan-menyimak-di-sd_15.html.
Diakses pada tanggal 17 september 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar